Terbang Tenggelam.

Terkadang saya menyadari seberapa jauh musik Indonesia telah kehilangan arah. Begitu banyak band-band baru yang muncul, berkostum dan atribut uptodate, berdandan trendi, dengan berbagai pernak-pernik khas anak muda sekarang(bahkan beberapa berpenampilan norak untuk menarik perhatian), juga terkadang, mereka menganggap penampilan mereka itu musik rock. Apa mereka lupa kalo musik yang mereka bawa itu musik melayu yang mendayu-dayu? Tidak ada passion dlam lirik mereka, tidak ada campuran emosi atau semacamnya, hanya asal menyusun kata , menyanyikan dengan nada yang sama, dan tenar jadi artis hanya dengan satu lagu.
Scene musik seperti ini diperparah dengan para penonton yang kampungan. Mereka rela mengganti kaosnya dengan kaos iklan produk, berdiri sambil melakukan gerakan tangan atau menari sesuai arahan produser, gak lupa dengan berbagai pernak-pernik trendi lainnya. Dan parahnya, stasiun-stasiun TV nasional pun menyediakan acara musik semcam itu, dan tidak berencana menambah kualitas mereka. Dan semua semakin hancur karena semua band-band pendatang baru selalu lipsync. Ini ironis Indonesia !
Aura musik yang terus tumbuh sejak munculnya koes plus, godbless, Iwan fals, slank, lalu ke era Sheila on 7, Padi,Jikustik, lalu muncul peterpan, nidji, dan ungu, harus mengalami degradasi yang jauh ketika mulai muncul band tenar amatiran, yang tidak pernah memainkan lagu lain selain hits mereka(itu pun lipsync.) Mereka yang menggunakan embel-embel "band" diakhiran nama grup mereka semakin marak, menjadi semacam tren. Mereka pasti mengangkat latarbelakang sebagai dan orang yang tidak mampu dan kesulitan usaha mereka kedapur rekaman untuk menarik simpati masyarakat.
Mereka tidak peduli apakah mereka punya materi musik yang cukup berpengaruh pada perkembangan musik. Karena yang mereka pedulikan hanya satu : UANG.
Mereka pikir, hanya perlu sebuah single hits untuk meraup jutaan rupiah, sehingga tak perlu repot-repot pusing bikin banyak lagu berkompeten untuk album mereka, cukup seadanya. Ini ironis Indonesia !
Memang masih ada beberapa yang cukup punya nilai, semacam drive, the changchuters, dan RAN. mereka beberapa yang memang pantas dianggap musisi. Mereka punya cukup nilai lirik, penampilan atraktif, dan setidaknya tidak lipsync. (Vierra? apa pantas band yang cuma nyanyi live tanpa lipsync beberapa kali dalam setahun penampilan mereka disebut musisi? Bahkan majalah hai menobatkan Vierra band tercupu 2009.)
Juga banyak musisi hebat lainnya yang tidak tersorot kamera, semacam PeeWee Gaskins, Efek Rumah Kaca, dan Adhitia sofyan. Dan beberapa indie label semacam SKJ'94, AiB, Somethin About Lola, Season, dan banyak lainnya yang masih enggan tampil ke permukaan. Musik indonesia masih punya banyak harapan. Tinggal masyarakat yang menentukan, ingin terus tenggelam, atau terbang tinggi di atas permukaan.

2 comment in this post:

Edo Belva

wuihh,,rajin posting ik,..

coratcoretsiisekar

like this laaaaaang , tulisanmu emang oke :DD

  © This fucking template customized by Gilang Kharisma Rahman 2009

Pride of an MCRmy