Brand new days. .

Sekolah itu melelahkan, kawan. Setelah bertaun-taun sekolah (sekitar 10 tahun lebih), aku mulai ngerasa jenuh tapi juga terpaksa buad terus memacu otak kana kali ini, aku uda kelas tiga. Sebuah masa dimana hari-hari dilewati dengan berat dan terbebani, dimana kita harus mengeluarkan kemampuan kita dalam satu ajang perebutan bangku kuliah nantinya. Semua ini, jadi ngingetin aku ke jaman dulu, waktu sekolah gak seberat ini.

Sekolah dasar. Waktu dimana kita belum mengenal beban. Riang dan penuh kesenangan. Hari-hari dilewati gitu aja dengan ceria, gak ada pikiran-pikiran yang mengikat. Kita bisa bermain bebas. Ceria. Gak ada pelajaran yang benar-benar memeras otak. Bebas.

Sekolah Menengah Pertama. Waktu dimana kita berada di pintu masuk dunia remaja. Mulai ada masalah-masalah kecil, yang terutama tentang pergaulan dan pencarian kesenangan yang terkesan norak. Berteriak dan bergerombol kesana-sini, mengikuti trend ini-itu dan meninggikan harga diri atau gengsi. Urusan sekolah masih belum menjadi masalah serius. Kita masih tersenyum.

Sekolah Menengah Atas. Disini semua mulai berubah. Persahabatan erat sama temen-temen kelas bikin waktu kerasa cepet banget. Masalah pun semakin berat, dalam hal pelajaran pun semakin sulit ketika otak ini mulai bosan dan ingin bebas. Disisi lain, pengalaman-pengalaman baru terus bertambah. Di SMA kita sering bermain-main dengan masalah, dan terkadang terkesan memberontak. Kita mulai dewasa, mulai berpikir tentang banyak hal dengan sendirinya. Waktu sama sekali gak kerasa di saat ini.

XII IPA 07. Kelas baru dengan wajah teman-teman baru, bisa dibilang jadi modal penting dalam ngejalanin satu taun yang pasti bakal berat ini. Sejauh ini, memang uda banyak tawa sama bercandaan yang selalu aja ada . Di sela-sela kebosanan, kesuntukkan, dan rasa beban yang ada sebagai anak kelas tiga, selingan tawa itu menjadi semacam pompa buad ngehidupin lagi mood kalo-kalo uda mulai ngerasa capek mental dan fisik.
Erian, Edo, Rina, Yudhis, Dio, Joko, Aji jadi lakon-lakon humor dikelas. Celethukan-celethukan mereka bikin kelas hidup, jadi gak kaku dan gak terikat sama beban “anak kelas tiga” yang memang pada awalnya kerasa banget. Guru-guruku juga bikin betah, meski ada juga waktu dimana aku jadi pingin diajar lagi sama guru lamaku yang galak setengah mati. Intinya, proses adaptasiku di tahun ajaran baru ini masih harus dan akan terus berkembang.

5 hari awalku ini di kelas tiga bakal jadi awal buad perjalananku setaun kedepan nanti. Semoga sama mereka aku bisa jalanin semuanya dengan baik, untuk nantinya tersimpan menjadi satu album foto penuh kenangan, dan segenggam memori dan cerita tentang sebuah catatan akhir sekolah.

(p.s. : tadi aku ke rumah Rina buad tugas kelompok. Disana aku makan kacang tanah mentah, AND ITS SUCK ! rasanya kayak pisang yang masih ijo.)

1 comment in this post:

@dewikhami

Well, mau ngelamar kuliah di mana ntar? Semangat, ya! :)
Yes it's definitely true.. menjadi kelas tiga emang masa yang melelahkan.
Anyway, aku juga kelas XII IPA 7 waktu kelas tiga. haha.

  © This fucking template customized by Gilang Kharisma Rahman 2009

Pride of an MCRmy